Minggu, 16 April 2017

Korek Lubang Porting Motor Harian (Porting-Polish)

       Mungkin sebagian besar dari pecinta korek harian juga sudah tahu kalau mengorek lubang porting adalah salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan performa sebuah mesin. Pengaruhnya begitu besar, baik dari segi tenaga, karakter mesin sampai konsumsi bahan bakarnya. Namun untuk mendapatkan hasil yang maksimal, ternyata tidak semudah membalikan telapak tangan, lubang porting memang bagian mesin yang terlihat sederhana, tapi tidak sesederhana apa yang kita bayangkan, dan oleh karena itu, ada baiknya bila kita lebih memahami apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain lubang porting yang cocok untuk mesin korek harian.
       Pada dasarnya kinerja lubang porting hanya dipengaruhi oleh bentuk dan ukurannya saja, namun detail dari setiap bagian di dalam ruang porting begitu kompleks, dan semoga pembahasan yang sederhana di artikel ini bisa lebih memudahkan kita untuk memahaminya.



Turbulensi (Pusaran udara tak beraturan)

       Geometri (bentuk ruang) dari lubang porting merupakan faktor yang mempengaruhi pergerakan gas yang mengalir di dalamnya, sudut lekukan jalur porting yang terlalu tajam berpotensi menimbulkan turbulensi udara yang merugikan di dalam lubang porting, hal ini bisa menghambat udara yang mengalir di dalamnya, usahakan pula arah aliran udara sesuai dengan sudut kemiringan klep, agar udara yang mengalir tidak menabrak bagian dalam sitting klep. Posisi lubang porting intake yang tidak selaras dengan lubang manifold juga bisa menimbulkan efek turbulensi, manifold yang minim lekukan (lebih landai) berguna untuk meningkatkan kecepatan udara yang mengalir di dalamnya.
Kasar + Rata = Homogen















      Di dalam lorong porting intake, turbulensi udara memang dibutuhkan untuk membantu pencampuran udara dan bahan bakar agar lebih menyatu (homogen), namun jika turbulensi tersebut terlalu berlebihan juga tidak bagus untuk pergerakan udaranya, udara lebih mudah bergerak pada permukaan yang rata dibanding dengan permukaan yang tidak rata. Lorong porting intake yang kasar itu bagus, tapi harus rata. Berbeda dengan lorong porting exhaust, di sini turbulensi harus diminimalisir, permukaan lorong porting yang licin malah baik untuk mempermudah keluarnya gas buang menuju knalpot dan mencegah menempelnya karbon hasil pembakaran pada dinding porting exhaust. Posisi lubang porting exhaust harus selaras dengan posisi lubang leher knalpot, untuk mencegah terjadinya turbulensi pada sambungan ini.

Ukuran dan Performa
      Diameter porting intake yang semakin besar, cenderung mengurangi kecepatan gas yang mengalir di dalamnya, kepadatan campuran pun ikut menurun, sehingga membutuhkan komposisi bahan bakar yang lebih besar terhadap udara untuk mendapatkan AFR yang ideal, dengan kata lain, konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros. Puncak tenaga bergeser ke RPM lebih tinggi, dan mengurangi performa di putaran bawah, powerband menjadi lebih luas, jika tidak di dukung dengan rasio kompresi yang lebih tinggi.
       Diameter porting intake yang relatif kecil, bisa meningkatkan kecepatan dan mampu menjaga kepadatan campuran gas yang mengalir di dalamnya, sehingga kebutuhan komposisi bahan bakar terhadap udara untuk mendapatkan AFR yang ideal tidak terlalu besar. Konsumsi bahan bakar lebih irit, puncak tenaga bisa diraih di RPM yang lebih rendah, putaran bawah dan menengah lebih bertenaga, namun seringkali kehabisan tenaga di putaran atas, bila tidak dikombinasikan dengan noken as yang berdurasi lebih lebar.

Diameter Porting Ideal
       Bila diameter klep sudah ideal, maka untuk menentukan seberapa besar diameter porting yang ideal bisa menggunakan rumus sederhana ini. Diameter ideal porting intake adalah 80%-90% dari diameter klep intake. Diameter ideal porting exhaust adalah 100% dari diameter exhaust.
Langkah-langkah mudah untuk mendesain lubang porting korek harian bisa lihat di sini

Semoga informasi sederhana ini bisa bermanfaat.

Maju terus Otomotif Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar